Doa dan Umiku


wajahnya memang sudah tak sesegar dulu. Sudah banyak kerutan di wajahnya yang cantik itu. ya tapi tetap cantik bagiku. Badannya pun sudah tak setegap dulu. Pendengarannya terkadang sudah tak bisa mendengar dengan baik, hanya menurutku matanya masih bisa berfungsi dengan baik. Beliau masih bisa membaca Al-quran dengan baik tanpa bantuan kacamata. Beliau adalah nenekku, Umi (betulah aku memanggilnya).


Beberapa hari lalu, saya berkunjung menemui nenekku. senang sekaligus sedih jika aku bertemu dengannya. terkadang juga menyesal datang. menyesal karena jka aku datang ke rumah Umi, aku malah lebih senang menghabiskan waktu dengan Risa, ponakanku yang sedang lucu-lucunya. Menyesal selalu datang pada saat aku akan beranjak pulang. Saat aku pamit padanya, kulihat Umi sedang duduk sendiri di teras depan rumanya. Kesal rasanya pada diri sendiri, kenapa tidak sejak tadi kutemai Umi saja. Dia pasti senang jika ada yang menemaninya. selalu begitu. dan saat itu aku berjanji akan lebih sering menemaninya jika aku ke sana.

maka pada saat aku kesana lagi, aku ingat janjiku untuk menemani Umi. dan memang kulakukan. kami berbincang-bincang tak karuan temanya (hehe). dan aku semakin tersadar bahwa memang Umiku sudah semakin tua. ketika mengobrol sering kali jawabannya tidak nyambung karena beliau kurang jelas mendengar apa yang kukatakan, ya Allah sedih rasanya, walau terkadang lucu memang (afwan Umi, tak bermaksud menertawakanmu). umiku sudah tua, sedih sekali jika mengingat itu.  Tapi lebih sedih bahwa aku selalu teringat  pada cita-cita dan impianku bahwa aku ingin saat pernikahanku nanti, aku ingin Umi menyaksikannya. aku ingin manyaksikan suamiku kelak mengucapkan ijab kabul untuk menjalani kehidupan baru. aku ingin Umi melihatku menggunakan baju pengantin dan berfoto bersamanya. itu keinginan terbesarku bersamanya.

maka selalu kupanjatkan doa, semoga Allah memanjangkan umurnya, menjaganya agar selalu dalam keadaan sehat. dan tak lupa jelas sekali selalu kupanjatkan doa agar Allah segera mengikatkan aku dengan jodohku dengan ikatan pernikahan agar Umiku dengan segera bisa menyaksikan itu. dia pasti akan bahagia melihatnya. aku yakin Umi selalu memanjatkan doanya untukku tentang apapun baik jodoh hingga rezeki dan tektek bengek lainnya. aku tau orang tua dan umiku pasti menginginkan yang terbaik untukku. aku yakin pula mereka tak berhenti mendoakanku agar segera menikah. ya saya yakin itu. dan semoga Engkau menguatkanku dalam proses penantian ini. juga semoga aku diberi kesabaran yang luar biasa agar bisa menanggapi apapun omongan orang lain yang ditujukan padaku dengan bijak. Semoga 

Komentar