Bekal dari Pra Perkuliahan

Akhirnya setelah menghabiskan 5 hari di Bandung untuk mengikuti pra perkuliahan, saya kembali lagi ke kota tercinta, Sukabumi. Bagaimana rasanya mengikuti pra perkuliahan? Wow banget deh, campur aduk. Senang, tegang, mumet, takut, semua deh pokoknya. Senang karena melakukan hal baru dan bertemu dengan teman-teman baru yang punya semangat luar biasa. Tapi…takut dengan berbagai tuntutan yang nanti akan menghadang.

Sejak awal memutuskan untuk kuliah, banyak sekali hal-hal yang jadi pertimbangan. Mulai dari melepas pekerjaan, biaya, waktu, perjalanan pulang pergi Bandung-Sukabumi, dan masih banyak hal lain yang betul-betul jadi pertimbangan yang hebat. Inilah yang menurut saya disebut GALAU, hehe. Belum lagi, beberapa teman yang juga sudah kuliah leboh dulu sering menyebut-nyebut dan terkadang mengeluh karena tugas yang luar biasa dahsyat. Itu sangat menghantui dan membuat “takut”.  Maka, ketika ikut pra perkuliahan, hal-hal yang menyeramkan itulah yang selalu terbayang.

Hari pertama pra perkuliahan atau kuliah umum, kesan yang saya dapat adalah GAJE, ya gak jelas. Aneh, dan membosankan. Hari pertama itu, saya masih digabungkan dengan kawan-kawan lain yang berbeda-beda jurusan. Kami berkumpul di Gedung Ahmad Sanusi, atau bagi mahasiswa lama akan  lebih familiar  jika disebut dengan nama BPU. Hari-hari selanjutnya kami dipisahkan sesuai Prodi masing-masing. Untuk Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, sementara kami dibagi menjadi 2 kelas yang masing-masing terdiri atas 29 orang.

Hari kedua, sesuai jadwal yang sudah ditentukan, saya dan teman-teman yang lain sudah mulai dipisahkan dengan teman-teman jurusan lain. Selama 3 hari kami mendapatkan materi dan informasi dari seorang dosen yang sudah di teuntukan oleh pihak prodi. Kelas saya dibri arahan oleh Dr. Vismaia S Damaianti. Awal penjelasan yaitu tentang tugas dan kewajiban kami sebagai mahasiswa S2. Agak berat memang (sepertinya), tp semoga ketika pelaksanaan tak seberat yang dibayangkan. Tapi kami atau lebih tepatnya saya merasa sangat beruntung diberi arahan oleh Bu Vis. Beliau sungguh luar biasa menurut saya (tapi teman yang lain pun rasanya akan sependapat dengan saya) hehe.

Bu Vis, memang menjelaskan bahwa tutunan menjadi mahasiswa S2 cukup berat, bahkan mungkin akan sangat berat apalagi bagi mahasiswa yang pulang pergi dengan jarak yang cukup jauh apalagi juka sudah berkeluarga, bahkan katanya ada yang hingga stress, Naudzubillah. Tapi sungguh saya suka dengan arahan beliau, karena belia juga menjelaskan bahwa yakinlah semua akan baik-baik saja selama kita menyerahkannya pada Allah. “Kuliah ini hanya masalah duniawi, tak usahlah terlalu dipikirkan hingga stress . Jadilah mahasiswa yang mabrur, dan kemabruran dicapatkan dari keprihatinan” begitulah kata beliau. Yakin saja bahwa belaian kasih sayang Allah akan selalu ada untuk kita. Beliau juga mengingatkan tentang kewajiban kita untuk beribadah dengan baik. Sungguh belia menjelaskan dengan menyeimbangkan dan menghubungkan dengan Allah. Itulah yang benar-benar membuat kami tenang, terutama saya. Berbagai tuntutan yang sudah membayang dan beban berat yang rasanya akan kami pikul terasa lebih ringan setelah mendengarkan beliau. Itulah juga yang membuat saya agar terus bersemangat, melakukan kewajiban sebagai mahasiswa, melakukan kewajiban sebagai gurum juga kewajiban sebagai makhluk Allah.


Pra perkuliahan ini betul-betul menjai bekal untuk saya menjalani kuliah selama 2 tahun kedepan (insya Allah). Semoga selalu ada kemudahan untuk saya. Amin. Akan selalu ada jalan selama kita yakin dan berusaha. Insya Allah. 

Komentar