Bagi hampir semua anak balita, dokter anak sepertinya
menjadi tempat yang pernah dikunjungi. Tak hanya sekali. mungkin berkali-kali
atau bahkan hingga sebulan dua kali. Bagi emak-emak pemula seperti saya,
awalnya syok. Tapi ya begitulah kata orang-orang, ya namanya anak balita, kalau
belum usia 5 tahun pasti ada masanya begitu, dinikmati aja.
Ya begitu pula juga yang Arsyad alami. Demam lah, batuklah,
flu, diare, seputaran itu sih..namun, bagi Arsyad, tak hanya dokter, ada sosok
“pahlawan” lain yang juga sering dikunjungi, yaitu Mak Sasam. Mak sasam ini adalah
tukang urutnya Arsyad. Mak Sasam yang berprofesi sebagai “paraji” (sunda) sudah
terbiasa mengurus dan mengurut ibu yang hamil, menolong persalinan, hingga
mengurut bayi.
Selain pengobatan medis ala dokter, jika Arsyad sakit atau
sekadar masuk angin, lebih seringnya sih diurut saja, karena saya tak ingin
Arsyad lebih sering minum obat. Selain itu, karena pada dasarnya setiap bayi
itu memang aktif, terlebih ketika sedang berjalan merangkak atau belajar
berjalan misalnya, seringkali saya ingin mengecek kondisi badannya karena
khawatir badannya “tikelai” (sunda: ada posisi tulang di badannya yang
bergeser). Jadi jika badan Arsyad agak demam, kemungkinannya adalah muncul gigi
atau “tikelai” tadi. Kalau sudah diurut Mak Sasam rasanya agak plong. J tapi tetap sih ke
dokter juga dijalanin. Ya karena khawatir.
Terus bagaimana reaksi Arsyad saat diurut? Hmmm..jangan
ditanya..nangis terus. Apalagi saat ini dia sudah lebih mengerti, ketika
melihat rumahnya saja, langsung nangis minta pulang, padahal belum ketemu
dengan orangnya. Tapi, walaupun saat
diurutnya nangis, setelah selesai diurut kembali ceria dengan kondisi badan
yang lebih nyaman sepertinya.
Mak sasam ini jam terbangnya sudah kemana-mana lho. Jika
ingin diurut oleh Mak Sasam betul-betul harus sepagi mungkin menjemputnya agar
tak keduluan orang lain..hehe. kenapa dijemput? Karena supaya lebih cepat dan
kasihan kalau harus berjalan jauh. Usianya memang sudah cukup tua tapi memang
gak tua-tua banget sih. Di kampung saya,
keberadaan paraji sudah langka, sehingga ya begitulah, Mak Sasam menjadi orang
yang sangat dibutuhkan banyak orang. Jadi rebutan sana-sini hehe.. Semoga sehat
terus ya Mak. Lebih baik lagi kalau ada regenerasi ya Mak. :D
Komentar
Posting Komentar