Usianya sudah hampir 21 bulan. Sudah sejak dua minggu lalu,
Arsyad menjalankan Toilet Training, yaitu menanamkan kebiasaan buang air besar
dan buang air kecil pada tempatnya (toilet). Ini artinya juga berlatih meninggalkan
diaper selama di rumah. Saya beritahu dulu si anak bahwa dia akan berlatih bak
(pipis) dan bab di toilet. Sementara ini, saya lebih fokus untuk mengingatkan bak (pipis) terlebih dahulu.
“Dek, kalau mau pipis harus bilang ya..”
itu semacam perjanjian verbal dengan si anak.
Hmm bismillah. Perlu tekad yang kuat untuk mengajarkan ini pada anak, apalagi saat
musim hujan seperti ini, saat keinginan pipis anak semakin sering karena cuaca dingin.
untuk permulaan, sesekali anak ditanya dan diingatkan untuk ke pipis ke toilet. Kadang berhasil, kadang juga tidak. Lalu, lama-lama anak diingatkan lagi untuk "laporan" jika ingin pipis.
untuk permulaan, sesekali anak ditanya dan diingatkan untuk ke pipis ke toilet. Kadang berhasil, kadang juga tidak. Lalu, lama-lama anak diingatkan lagi untuk "laporan" jika ingin pipis.
“Mi......pipis” katanya suatu waktu sambil teriak dan memegang celananya.
Kontan Ummi langsung mendekat dan memegang celananya pula. Oww masih kering,
kalau begitu, langsunglah Ummi bawa Arsyad ke toilet, daaan berhasil
pipis..yeaay senangnya.
“Arsyad, kalau mau pipis bilang ya..!” kata Ummi lagi
“iyah..iyah” ucapnya
“Gimana bilangnya?” tanya Ummi
“Mi, pipis biyang he he.” katanya sambil nyengir.
Okay..daaan beberapa saat kemudian, celananya sudah basah
kena pipis. Yaa nambah lagi deh cucian Ummi.. Tuuuh kan tidak segampang itu
toilet training pada anak. Betul-betul butuh tekad kuat karena awal-awal pasti
repot dan harus siap dengan cucian yang lebih banyak dari biasanya, ompolan di
beberapa tempat, atau bahkan baju kita yang terkena ompol. Tapi ini bukan
masalah. Inilah awal untuk mengajarkan kemandirian pada anak. Semangat untuk
para ibu...!!!

Komentar
Posting Komentar